Tidak dipungkiri, masih ada anggapan bahwa jasa arsitek itu 'mahal'. Padahal apabila dilihat dari total biaya konstruksi nilai persentasenya terbilang relatif kecil. Biasanya, secara umum terdapat 2 alasan yang menyebabkan timbulnya anggapan tersebut. Yang pertama, karena kurangnya informasi yang dimiliki terkait dengan manfaat dan peran arsitek dalam sebuah proyek konstruksi. Yang kedua, kesalahpahaman dalam menilai jasa arsitek sebagai produk terutama terkait dengan lifespan-nya.
'Desain Gratis' dalam Praktek Pemasaran oleh Penyedia Layanan Jasa Kontraktor
Seringkali kita menjumpai pernyataan "desain gratis / free design" pada sebuah iklan sebagai bagian dari upaya pemasaran yang biasanya dibuat oleh penyedia layanan jasa kontraktor / jasa bangun. Yang mana, dengan melihat posisinya sebagai sebuah jasa tambahan yang diberikan secara cuma-cuma, memberikan kesan seolah-olah bahwa jasa arsitek / jasa desain adalah layanan jasa yang tidak lebih penting bila dibandingkan dengan layanan jasa kontraktor / jasa bangun yang ditawarkan. Padahal kedua layanan jasa tersebut memegang peranan yang sama pentingnya dalam setiap proyek konstruksi.
Pentingnya Pemahaman Konsekuensi Rancangan dalam Kaitannya dengan Perencanaan Anggaran
Dalam dunia konstruksi, budget / anggaran dapat dikatakan sebagai sebuah jembatan yang menghubungkan gagasan dan realisasinya. Oleh karena itu, pemahaman akan konsekuensi dari rancangan terhadap eksekusi lapangan menjadi sangatlah penting dimiliki, terutama untuk penyedia layanan jasa arsitek.
Situational Thinking dalam Memberikan Layanan Jasa Arsitek Agar Hasil Rancangan Bisa Tetap Relevan
Di dalam dunia konstruksi, tidak jarang dijumpai rancangan yang dibuat oleh arsitek mengalami banyak perubahan dan penyesuaian, bahkan sampai melenceng dari intensi rancangan. Hal tersebut biasanya disebabkan tidak lain di antaranya karna kurangnya koordinasi pihak-pihak yang terlibat dalam proyek, kondisi lapangan yang tidak memungkinkan, dan bahkan anggaran yang tersedia. Oleh karena itu, sebagai seorang profesional penyedia layanan jasa arsitek sebaiknya melandasi rancangannya dalam koridor pemikiran yang situasional / situational thinking, dalam arti bahwasanya dalam proses menghasilkan rancangan perlu juga didasarkan pada pertimbangan kondisi proyek secara keseluruhan, sehingga sudut deviasi yang terjadi antara hasil rancangan dan aktualisasinya dapat ditekan sekecil mungkin.
Manfaat Dibuatnya Kerangka Acuan Kerja (KAK) bagi Pemilik Proyek dan Penyedia Jasa Arsitek
Seperti yang umum kita ketahui, sebuah perjanjian kerja-sama (kontrak) merupakan bentuk ikatan yang menjelaskan dan sekaligus mengatur bagaimana pihak-pihak yang terlibat di dalamnya memenuhi kewajiban dan tanggung-jawabnya agar bisa mendapatkan hak-haknya masing-masing sebagaimana di sepakati di dalam perjanjian kerja-sama yang telah ditanda-tangani. Namun untuk perjanjian kerja-sama dalam bidang jasa arsitek khususnya atau jasa desain umumnya, biasanya dicantumkan juga Kerangka Acuan Kerja (KAK) / Terms of Reference (TOR) pada bagian dasar perjanjian kerja-sama. Kerangka Acuan Kerja (KAK) / Terms of Reference (TOR), yang selanjutnya kita sebut KAK ini meskipun penting akan tetapi seringkali tidak dibuat. Padahal fungsi dari KAK ini menjadi acuan sekaligus parameter untuk mengukur apakah sebuah rancangan / desain sudah sesuai atau belum.