Dalam dunia konstruksi, budget / anggaran dapat dikatakan sebagai sebuah jembatan yang menghubungkan gagasan dan realisasinya. Oleh karena itu, pemahaman akan konsekuensi dari rancangan terhadap eksekusi lapangan menjadi sangatlah penting dimiliki, terutama untuk penyedia layanan jasa arsitek.
Dengan memiliki pemahaman tersebut arsitek diharapkan bisa melakukan upaya-upaya antisipasi agar rancangan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk dapat direalisasikan. Upaya-upaya antisipasi, khususnya pada proyek dengan anggaran yang relatif terbatas, biasanya dapat dilakukan dengan: menjaga agar rancangan tidak terlalu rumit, menjaga agar tidak terlalu banyak detail-detail yang sifatnya arsitektural, menggunakan bahan-bahan yang lebih terjangkau, serta penerapan prinsip modular untuk mengurangi bahan yang tersisa.
Tidak dipungkiri upaya-upaya tersebut memang sedikit banyak akan berdampak pada nilai arsitektural rancangan. Akan tetapi, dengan melakukan proses tersebut di awal diharapkan dapat meminimalkan dampak yang tidak diinginkan melalui proses perancangan yang lebih intensif. Dengan kata lain, upaya-upaya antisipasi tersebut dapat dipahami juga sebagai upaya-upaya optimasi rancangan yang ditempatkan di awal proses.
Sebagai contoh, seringkali terjadi rancangan yang dihasilkan arsitek tidak bisa direalisasikan karna tidak sesuai dengan budget yang disediakan. Akibatnya, perlu dilakukan proses perancangan ulang atau bahkan penyesuaian langsung di lapangan yang berpotensi merusak keutuhan rancangan. Untuk itu, pemahaman akan konsekuensi rancangan menjadi hal yang cukup penting untuk dimiliki perancang.
Perlu diketahui juga pemahaman akan konsekuensi rancangan, serta upaya-upaya antisipasi yang diterapkan dalam proses perancangan meski tidak bisa dijadikan jaminan secara pasti bahwa rancangan akan on-budget. Namun setidaknya rancangan akan lebih mendekati dibandingkan apabila tidak disertai upaya-upaya antisipasi tersebut.
Pada akhirnya, merancang adalah sebuah bentuk seni antisipasi. Tentang apa saja yang perlu diantisipasi bergantung pada tendensi dari masing-masing proyek itu sendiri, sedangkan bagaimana manifestasinya ke dalam rancangan sangat bergantung pada pemahaman perancangnya.